Museum Nasional |
Di Indonesia, kebanyakan museum hadir apa adanya. Penampilan museum sendiri tak jarang kurang diminati oleh masyarakat. Ironi memang, museum dengan segala informasi dan ilmu pengetahuannya justru dijauhi masyarakat.
Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap museum memang belum bisa dikata cukup baik. Lain halnya jika kita membandingkan dengan animo masyarakat negara luar yang kerap mengunjungi museum-museumnya. Mereka begitu peduli dengan sejarah atau budayanya sendiri, terutama yang terdokumentasi dalam sebuah museum.
Museum tumbuh dan berkembang sejak abad ke-18. Museum yang pertama kali dibuka untuk umum adalah The British Museum, di London, Inggris pada tahun 1759. Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Museum ini ada di Surakarta, Jawa Tengah dan dibangun pada tahun 1890, pada masa pemerintahan Pakibuwono IX.
Museum Radya Pustaka |
Indonesia sendiri memiliki museum sejumlah 275 museum. Hanya saja, sebagian besar dari museum tersebut belum terpelihara dengan baik. Beberapa di antaranya masih membutuhkan revitalisasi atau renovasi.
Meski Indonesia memiliki banyak museum, dan museum itu sendiri sudah ada di Indonesia sejak beberapa abad lalu, tetap saja masih banyak masyarakat kita yang belum memanfaatkan museum sebagai sarana edukasi dan pelestarian nilai-nilai sejarah bangsa.
Dan berkaitan dengan itu, belum lama ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menggulirkan sebuah program untuk membangkitkan minat masyarakat terhadap museum, yang bernama Gerakan Nasional Cinta Museum. Sebuah gerakan yang saya rasa patut kita dukung, dalam rangka menumbuhkan rasa kecintaan terhadap budaya dan sejarah bangsa.
Dengan adanya program atau gerakan itu, kita semua tentu berharap masyarakat, kita semua mulai peduli dengan museum, mulai mencari tahu lembaran-lembaran sejarah dan budaya bangsa yang selama ini tersimpan di musem. Dengan mencintai museum, bisa juga dikata jika kita makin mencintai bangsa ini.
Bagian koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik |
ya itu gan yang jadi masalah ,masak kebanyakan malah orang asing yang datang ke musium kita..hahah
BalasHapusjoin back ya gan..:p
mengingatkan pada budaya dan jati diri bangsa
BalasHapusMuseum radja pustaka di surakarta? baru tahu, saya yang tinggal di madiun belum tahu, alhamdulillah karena baca ini jadi tahu tu
BalasHapus@ ockta : emang kebalik sob .he.he. museum = pajangan
BalasHapus@ Trisnoaji : betul pak ~)
@ terapi qolbu : iya pak, syukur kalo artikel ini bermanfaat.