Rabu, 13 Juli 2011

Jam Gadang, Karya Jerman untuk Belanda, Dibawa ke Indonesia


Dari Bukittinggi, Sumatera Barat, sebuah jam besar berdiri kokoh sebagai ciri khas kota itu. Jam Gadang, sebuah peninggalan dari masa penjajahan sebagai pengingat sejarah.

Jam besar ini dibangun sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada sekretaris kota setempat. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926, jadi sekarang, usianya sekitar 85 tahun.

Pada bagian atas Jam Gadang, disematkan sebuah lonceng besar. Dan pada bagian lonceng itu terpatri keterangan pabrik pembuat jam, "Vortmann Relinghausen, I.W Germany". Kata Vortmann merupakan nama belakang dari Benhard Vortmann, sang maestro pembuat Jam Gadang ini. Sementara Recklinghausen adalah nama kota di Jerman, tempat memproduksi jam ini pada tahun 1892.

Jam Gadang ini cukup unik pada bagian mesinnya. Sebab jika ada kerusakan, tak ada teknisi jam yang bisa memperbaikinya. Yang ada hanyalah sentuhan dari para penjaga Jam Gadang ini, yang memiliki kemampuan teknis mengenai jam yang diajarkan secara turun-temurun dari penjaga-penjaga jam ini di masa sebelumnya.

Sementara itu, bagian dalam menara Jam Gadang terdiri dari beberapa tingkat. Di bagian puncak, adalah tempat penyimpanan lonceng. Sedangkan satu lantai di bawahnya, berdiam mesin jam dan permukaan jam. Dan dari atas menara, akan terlihat keindahan Kota Bukittinggi yang dikelilingi Gunung Singgalang, Merapi, dan Sago.

Lokasi dimana Jam Gadang ini berada menjadi pusat berkumpul favorit bagi warga setempat. Banyak orang tua, remaja, dan anak-anak saling berinteraksi dan bermain di sekitar Jam Gadang. 

Gambar: google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar